Pengantar
Laporan Awal tahun 2007 dari Bank Dunia menyebutkan bahwa (a) (ternyata) perekonomian desa adalah kontributor terbesar bagi perekonomian global[3]; dan karena itu (b) keterkaitan ekonomis antara desa dan dunia pasar global adalah sebuah realitas praksis ekonomi pasar yang asimetris. Terlepas dari persoalan sifat dasar kapitalisme yang mengakui (bahkan menghendaki) realitas ketidaksetaraan, persoalan kita tidak terletak pada soal percaya atau tidak percaya dan menerima atau menolak kesimpulan tersebut, melainkan pada upaya menemukan argumentasi mengapa kita percaya atau tidak percaya, menerima atau menolaknya. Hanya dengan demikian kita bisa belajar sesuatu dari kesadaran atas perjumpaan dengan realitas yang tidak berimbang itu, terutama tentang perilaku ekonomi pasar global dan pengaruhnya terhadap perilaku ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan di mana posisi desa dalam perekonomian pasar global dalam kajian ini pertama-tama tidak dicari pada locus geo-ekonomi (dan geo-politik)[4] melainkan pada focus pola pikir ekonomi yang melandasi dan mendorong perubahan perilaku ekonomi (di) pedesaan yang gamang menghadapi hegemoni ekonomi pasar global.